17 March 2015

I'm not the person who believes on bad-luck-day. Well, I used to be superstitious back then when I was younger. But this is because I keep notes of my days. Sort of a traditional form of a disclosed diary. I had this conclusion that Friday the 13th exist. I don't really remember, but I can check on my diary though, it was the year when my Grandpa got sick. It was a Friday the 13th, Mijn Moeder of course had a worst mood and my Grandpa got really sick so he was rushed to ER with ambulance. Scarry. And that was one amongst other Friday the 13th experiences.

But then, my sister teased me, alot. There is no such thing as Friday the 13th. Itu semua kebetulan aja keleussss.. Until I met this big guy named Tumbe. Who, of course never believes on those kind of stuff. Jadilah akik anak labil jadi nggak percaya juga.

Sampai 17 Maret 2015. Brengkeeessss!

Hari itu, rencana business trip ke Lampung tektok. Rencana Berangkat jam 5.20 dan kembali jam 2 siang. Dengan harapan jam 4 bisa ke BXC main lari-larian di taman. Lalu, apa yang terjadi?

Pertama, naik taksi jam 3.30 pagi dan... Supirnya nutup pintu mobil pas banget kaki akik masih di tanah. Kejepit Pakk!! Hmm.. Not a very good start. And of course, I got delayed. Dari delay 1 jam sampai delay 7 jam. Crazy. Delaynya mengundang kericuhan massa pula. Ada yang naik-naik ke meja counter segala. Akhirnya sampai jam 12.30 masih terkatung-katung, I rescheduled my flight. Jadi paling malem untuk bisa meeting besok pagi. Yah.. Gagal deh rencana lari-larian sore di BXC. Proses panjang dan batere hp modar. Mengakibatkan ketemuan di KFC sama Tumbe terhambat dan mulailah saling bete. Apalagi Tumbe sebenernya lagi sakit dan nggak masuk tapi jemput ke airport.

Belum lagi masalah charger laptop. I was in full confidence that I would only need laptop for 2 hours meeting. Jadi, langsung charge laptop tanpa bawa chargeran karena nanti kalo laptop modar ya pinjem aja sama team Lampung toh? Aku kan gadis kecil dengan ransel laptop dan handbag yang berat :)) Tetapi karena terpaksa nginep, ya mau nggak mau harus bawa charger untuk kerja di hotel *nangis*. Akhirnya instead of 30 menit sampe rumah dari airport, we need to go to the office to pick up the charger. Tumbe berlipat ganda mukanya.

Sampe rumah, belum mompa. Dan cuma punya waktu 1/2 jam. Anak-anak tidur. Duh mak, ngrentes amat hati dan teti kadi yang sedianya harus disediakan untum Amara. Untung baju udh dipackingin jadi tinggal angkut.

Lalu, berangkatlah ke Lampung. Perjalanan singkat dengan proses begitu panjang.

Ohiya, karena nggak enak sama orang Lampung yang udah standby dari jam 6 di airport sampe jam 1 siang. Akik menolak untuk dijemput. Nggak papaaa.. Taksi ajaaaa..

Tanpa tau bahwa, di Lampumg taksinya nggak ada yang pake argo!

Begitu landing, sok pede jalan ke luar dan dikerubuti taksi-taksi Avanza. Batere hp? Sekarat dongs. Akhirnya sempet keburu nelp orang sana untuk konfirmasi bahwa emang taksi nggak ada yang argo, lalu hp-nya mati. Terus cap cip cup kembang kuncup pilih salah satu taksi Avanza.

Loh, tapi kok parkirnya di parkiran pribadi?

Loh, kok nggak ada penanda ini taksi resmi?

Loh, kok layar hp gelap amat?

Loh, kok supirnya minta uang bensin dulu?

Loh, kok Lampung gelap amat ya jam 8 malem?

Apakah.. Aku.. Ada di.. Taksi gelap??

Doenggg Puspita.. VVHYYY Puspita??

Mulai mengamati perilaku supirnya. Yang nyetirnya plintar plintir kanan kiri dan lirak lirik ke belakang. Alamak. Mana gelap banget dan melewati jembatan-jembatan. Mana henfon modar. Ini sih dia perkosa juga dengan sekali jentikan jari.

Mau sok2 nelpon walau hp mati tapi kayanya nggak bakal ngaruh. Sambil megang sepatu, mulai nyari solusi-solusi yang tidak aplikatif. Seperti kalo doi mulai balik badan, gue akan pura-pura jadi setan. Ngikik panjang terus timpuk pake sepatu. Dan lain sebagainya.

Sampai di kanan jalan ada Bakso Sony. Oke Pak, kita berhenti di situ. Makan dulu.
Sambil makan charge hp sampe 30% dan beli oleh-oleh bakso buat mertoku. Setelah fully loaded. Nelpon Tumbe, nelpon temen-temen dan siap berpetualang.. Keluar restoran dan mendapati.. Taksi gelapnya kabur saudara-saudaraaaa... Hahahaha.. Alhamdulillah instead of hal-hal lain yang mungkin dilakukan, dese memutuskan ngambil duit bensin aja 100rb. Alhamdulillah..

Heboh nanya-nanya tukang parkir. Katanya disini nggak ada taksi lewat, kalau mau dianterin naik motor 50rb 45 menit. Giling. No way. Bad luck sepanjang hari dan naik motor jam 9 malem? No way jose.

Balik ke restoran, udah tutup! Akhirnya minta ijin nunggu dan telpon hotel minta dijemput.

Kisah berakhir bahagia dan selamat. Alhamdulillah dan terima kasih teman-temanku.

But 17 March 2015, seriously??

2 comments:

kriww said...

I just gooegled my birthday date and stumbled upon this :)

Wish you a better luck next March 17th, mbak puspi...


(btw I end up read all the posts in your blog hahahaha)

www.joeyz14.wordpress.com said...

Ya ampunnn nit. untung kamu turun makan baso dulu. Lampung emang serem katanya sih (maap orang lampung) gue baru1x kesana dan ehmmm emang bener jg Sih rada serem. Well I hope ga kepikiran si 17 march ya. Kalo gue keingetan hari ini dua bulan lalu..gue kecelakaan motor yg bikin gue sengsaraaaaa berminggu2

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects