Menuju Anti Biotik Pertama

Suatu sore di hari Jumat, ada yang berbeda dengan pupi Lituhayu.

  1. konsistensi mencair;
  2. warnanya kehijauan; dan
  3. bau yang menyengat.
O o.. Diare! Disusul dengan muntah sehari sekali selama 3 hari. Yang membuat urung ke dokter di Sabtu pagi adalah, karena Lituhayu tetap ceria, ngoceh-ngoceh, nggak dehidrasi dan bahkan bisa menangkap bola pake kaki (sambil tiduran). Bihihihi. Emaknya girang anak berbakat jadi pemain akrobat. Selama 2 minggu sakit juga dia ceria dan baik-baik saja. Nah, yang begini rupanya yang WAJIB diperhatikan dan RENTAN KECOLONGAN. Like what I had.

I support WHO's program of Rational Use of Medicine by being rational. Nggak bakal nge-judge orang yang anaknya sakit langsung ke dokter karena that is exactly what I'd do. Oh ya, on RUM, bahkan our family internist sudah menerapkan RUM that's rational since.. over 10 years ago. Jadi, sudahlah.. Nggak usah gagap RUM dan jadi irasional yaa.

Senin, kita ke dr. KS di RSPI karena dr. Yovita and dr. Sander penuh. Disana disuruh test lab faeses dan sorenya diambil untuk dilaporkan ke Pak Dokter. So, I went to the office and delegated the task of collecting the result to.. The husband. Yada yada yada, keesokan harinya baru bisa terambil si hasil. Lesson #1. When it comes to lab result, ambil hasilnya dan konsultasikan sesegera mungkin. Diagnosanya adalah jamur akibat ketidaksterilan alat-alat makan, dot dan mainan. Hmm.. Apa iya? Sepertinya si suster rajin kok steril mainan dan dot serta alat makannya and I always check on them.

3 hari kemudian, si diare menghilang. Selang 2 hari kemudian, MPASIzilla mulai ambisius mengenalkan makanan baru.. Berupa telur. Lesson #2. Wait until at least 1 week recovery baru deh ambisi bisa dijalankan. Akhirnya? Diare lagi-lah singkat kata. Mau dibilang mau pinter, anaknya seger-seger aja. Tetep ya, masih diare namanya. 

We went to dr. T dan melaporkan hasil lab. Beda interpretasi hasil. Menurut dokter T, jamur normal ada di faeses dan ini namanya Disentri. Menurut dr. T, ciri-ciri kalau itu diare karena jamur adalah timbulnya gejala sbb:
  1. Lidah putih-putih; dan
  2. ada diaper rash.
Test lab lagi. This time, ambil kultur 1 minggu. Untuk pengambilan kultur ini, ada beberapa persyaratan yang wajib diikuti:
  1. kontainer-nya spesial. Bukan kontainer test biasa, tapi yang sealed and sterilized;
  2. faecesnya tidak boleh bercampur dengan pipis;
  3. tidak boleh pula yang sudah kena popok;
  4. alias fresh pas keluar ditadahin; dan
  5. dalam tempo sesingkat-singkatnya harus dibawa ke lab.
Btw, pengumpulan faeces yang ideal ini menyebabkan Tumbe jam 4 pagi ke RSPI untuk nganterin eek. Hahah. 

Dr. T cukup kaget ketika ditunjukkin foto pupi Lituhayu. Dia bilang ada kemungkinan terpaksa dikasih antibiotik. Nyossss! Nih anak baru sekali sakit, karena salah langkah di awal jadinya harus minum antibiotik?? *masuk ke bumi* *alias langsung ngetwit: "Kalau memang harus minum anti biotik, pablehbuat?"*

Sambil nunggu kultur 1 minggu, beberapa jam kemudian terima hasil lab faeces rutin dulu dan sms ke dr. Tiwi. And, you know what? Exactly as predicted, leukosit-nya mencapai >100. Dimana normalnya adalah 0-5. Selamat ya Mommy Cicu, anak anda berbakteri/infeksi. SMS dokter dan langsung nebus antibiotik pertama Lituhayu, antibiotik lini 2, sembari nanya via twitter ke @hardiono. Di mana, diamini pemberian antibiotik. Hatiku? Patah.

Masih ngeyel karena secara klinis anaknya baik-baik saja, besoknya pergi ke dr. Yovita. (salah satu dokter  Cicu). Disana kita bawa pampers 'isi' dan hijaunya makin hijau. Menurut dese, antibiotik terpaksa perlu diberikan kalau begini caranya. Diberilah resep antibiotik lini 1 untuk diberikan setelah hasil tes faeces berikutnya keluar. Di penutup konsultasi, sambil mbrebes mili I asked:

Me: "Dok, jadi boleh dibilang.. Saya kecolongan dok?"
Her: "Iya"

Lesson #3. Sakit is sakit. Diare is diare. Mau anaknya anteng, ceria dan baik-baik saja. Tetep sakit. There is no such thing as "mau pinter aja".

Tetapi kemudian, Lituhayu membuat mamanya kepingin nyium mbun-mbunannya. Within a night... Leukosit yang tadinya >100 berubah jadi <5. Dan, sesuai instruksi dr. Yovita. Antibiotik boleh ditunda sampai kultur selesai dikerjakan. And I danced around the house. You, baby girl, rock! Lesson #4. It's okay to take multiply lab tests.

Sisa hari hingga hasil kultur keluar, diare sudah stop. Kemarin ke dokter lagi sambil nyerahin hasil kultur. Yang mana, tidak ada hal yang berarti. Dan, dengan demikian, antibiotik pertama Lituhayu, tidak jadi diminumkan. *tepok tangan panjang*

Demi penegakkan diagnosa, kita test lab lagi 1x lagi untuk nentuin apakah ada intoleransi makanan atau tidak. Kalau iya, minggu depan boleh di challenge kasih telur lagi dan kalau ternyata diare lagi. Case closed. Tapi kalau nggak tega ya kasih telur-nya nanti 1 tahun aja. Mendengar penjelasan itu Tumbelina (yang terpaksa nggak bisa ikut terus ke dokter) berkata: "dr. Yovita kok mirip House yah?" Hihihihi.

Ilmu yang didapat dari sakitnya Lituhayu kali ini adalah tentang antibiotik. Ternyata, over use of anti biotics menyebabkan imunitas. Bukan, bukan cuma ke si peminum. Tapi terhadap bakteri yang ada saat ini. Itu sebabnya banyak dokter yang penganut RUM-pun yang memberikan anti biotik lini 2. Karena lini 1 udah nggak mempan. Apa mau diteruskan over use ini? Dan menyebabkan imunitas semakin berlipat-lipat? Lalu, ketika memang betul dibutuhkan antibiotik terpaksa lini besar?

Don't get me wrong. Bukan RUM garis keras, dan bukan pula anti terhadap anti biotik. Let's just be rational.

Written by an amateur with no medical background. Always feel free to add and revise :)

9 comments:

Anggi Karimuddin said...

hihi dsa nya Aghnan sama Cicu sama yaa ... :P *salahfokus*
Anihoo gw mau mengamini kesimpulan loe yg terakhir. Yang rasional aja :)
Sehat terus ya Cicu.. :-*

ndutyke said...

I am glad that Cicu is finally kembali sehat walafiat :)

RikaWardhani said...

*seka air mata* pas baca bagian percakapan kecolongan dan si dokter cantik menjawab "iya" rasane mak nyessss, ikut patah hati juga...

dokter yovita banyak penggemar ya...pernah sekali ngeyel ketemu belio nya meski pasien uda full hny pgn mastiin anak gw kena rosoela ato gak?hihihihi...udah gt doang n free of charge..wong di dalem ga sampe 5menit *malahcurhat*

sehat terus ya cicu....

Anonymous said...

Lituhayu cepet sembuh yaa..
Setujuh nit.. RUM artinya rasional. Bukan anti.. Banyak ibu2 yg salah kaprah..sampe2 anti parasetamol doang gara2 kekeh RUM.. Padahal anak udah demam 39dc.. Ckckck.. Tristan pernah kena infeksi gara si bakteri juga dan jadi diare, akirnya konsul ke beberapa dokter dan tetep perlu antibiotik..
Btw, sabtu kemaren yg ketemu di unpau itu lituhayu masih sakit dong ya?

Anonymous said...

Lituhayu cepet sembuh yaa..
Setujuh nit.. RUM artinya rasional. Bukan anti.. Banyak ibu2 yg salah kaprah..sampe2 anti parasetamol doang gara2 kekeh RUM.. Padahal anak udah demam 39dc.. Ckckck.. Tristan pernah kena infeksi gara si bakteri juga dan jadi diare, akirnya konsul ke beberapa dokter dan tetep perlu antibiotik..
Btw, sabtu kemaren yg ketemu di unpau itu lituhayu masih sakit dong ya?

*missdesaire*

Anonymous said...

Lituhayu cepet sembuh yaa..
Setujuh nit.. RUM artinya rasional. Bukan anti.. Banyak ibu2 yg salah kaprah..sampe2 anti parasetamol doang gara2 kekeh RUM.. Padahal anak udah demam 39dc.. Ckckck.. Tristan pernah kena infeksi gara si bakteri juga dan jadi diare, akirnya konsul ke beberapa dokter dan tetep perlu antibiotik..
Btw, sabtu kemaren yg ketemu di unpau itu lituhayu masih sakit dong ya?

*missdesaire*

wulan said...

Anak sakit itu emang yah bikin kepala pusing tapi harus tetap rasional :( kek kemarin waktu Indy sakit pun begitu, ternyata Roseola ajah. Alhamdulillah :)))

Rina said...

Semoga Cicu segera sehat ya...

Aku bisa merasakan degdeg ser mu itu...Jacintha pas 7bulan kena disentri :(( diare dan berdarah...kondisinya demam dan keliatan kesakitan kl mau pup....yg bikin tambah spanneng kejadian sabtu malem..dsa nya gak bisa di hub krn udah malem dan dsa cadangan (dpt referensi dari sesama emak2 yg katanya cukup rasional jg) menganjurkan dia utk rawat inap

ya sutralah rawat inap dan terapi AB via infus 4 hari ajah gituu...ternyata emang terbukti dari kulturnya positip bakteri :(

So..kalo emang perlu pabolebuat ya buu??

Nita said...

@Anggi: waa iya sama yah sama Aghnan. Thank you Tante :)

@Ndutyke: thank you yaa.. aamiin..

@Rika: Hiks. iyah mencelossss

@Aya: Wahahahah ketauan deh anak sakit ibu jalan-jalan. Iyah, kalo memang harus mau gimana cobak? Yang penting sehaat :D

@Wulan: Ooo Indy sakit yah? Apalagi kalo mamanya lagi pergi yaa :(

@Rina: Hiks, iyah. kalau memang harus mau bagaimana ya? :( semoga anak2 kita sehat terus yaa :*

@

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects