Bali Day 1 - Menega Cafe and Nasi Pedes Bu Andika

Babymoon, 22 April 2011

Karena bete, nggak ada foto-foto

Setelah sunset di Kudeta, kita ciao ke Jimbaran. Sebenernya, me and Tumbe kapok sih ke Bali Jimbaran. Mahal, panas, berpasir (ya eyalaahh) dan berasap.. Tapi demi kebersamaan dan iming-iming 'kerang terenak sedunia' berangkatlah kita ke Menega Cafe, restoran yang pernah jadi sasaran Bom Bali.

Kita duduk di meja 17. Nunggu makanan keluar lamaaanyaaa setengah mati. Berbagai macam gaya keluar. Kalo ada pelayan bawa makanan kita tepuk tangan sambil bilang "17 mas.. 17!" Dibalas dengan senyuman "17 masih lama" -_-' Agak heran sih kenapa cuman si Menega yang rame di Jimbaran. Kafe2 sebelahnya kosong melompong gitu. Perasaan waktu Bulan Madu dulu nggak segitunya jg ah.

90 menit terlewati. Sampai ada bule marah2 ke pelayannya "I'm leaving. It's been 2 hours and it didn't show! I'm leaving!" Yang namanya laper tak terkira deh. Cuman bisa cium2 bau2 asep seafood dibakar aja :( Akhirnya, setelah 2 jam menunggu, Tumbe bangkit ke dapur dan nanya. Nggak nyampe 2 menit doi kembali dan berkata "Guys.. Cabut! Orderan kita blm dibikin sama sekali" Waks. Siaaal! Tak berjodoh malam ini dengan sea food.

Kelaperan gila, melipirlah kami ke Nasi Pedes Bu Andika di sebelah Toko Joger. Sebenernya, plan awal emang ke Menega trs lanjut Bu Andika. Heheh. Geng Gembul. Tanpa babibu, hajar semua. Nasi, ayam suwir, kulit ayam dan sayur tempe. Tentunya yang nggak ketinggalan si pedes-pedes alias sambel. Nggak pake ngobrol apalagi foto-foto.. Langsung ditenggak. Nyem nyemmm... Pedesnya nampol dan sontak bibir jadi 3 kali lipat lebih jontor. Nahh.. Yang begini-begini nih yang cocok buat perut ogut! Harga pun hanya 18 ribu ajah.

Happy belly!

0 comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects