Day 6 - A Love Lesson at Corniche

20 Agustus 2010

Wanti-wanti dari Jakarta dan Canberra adalah: "Jangan dipaksain kalau nggak kuat".

Sesampai di Jeddah, langsung mengurus extend stay 1 malam lagi (biaya sendiri) dengan pertimbangan: (i) terlalu lelah untuk kembali ke Mekkah hari itu juga; (ii) ah, Jeddah kan kota internasional.. Buktinya tadi ada bule di reception; dan (iii) Jeddah-Mekkah kan cuman 1 jam ini. .
Untung selain me and Mijn Moeder ada pasangan suami-istri yang berpikiran sama. Yay! Ada temennya!

Mijn Moeder istirahat seharian sementara Siti Rahmah kembali. Menjelajahi Al Balad untuk membeli parfum-parfum, cokelat-cokelat, baju-baju dan kurma-kurma. Ditutup dengan makan Bakso Mangoedin, sebuah kedai bakso rasa Indonesia dengan porsi Arab. Cocok lah sama yang beginian :p

Jam 10.30 malam ketika kami bersiap tidur, telephone hotel berdering. Aha! Ajakan jalan-jalan dari kamar sebelah! Siap Oooomm... 5 menit lagi yaa!

Dan kami berempat-pun menjelajahi Corniche.

Tumbe ketiban untung, dapet sepatu basket! Waktu pemilihan sepatu kan pilihannya Adidas dan Nike. Yang Adidas harganya separo harga Nike. Om dan Tante Romantis memberi petuah "Mbak, kalo memberi sesuatu untuk suami harus yang terbaik..".

Ok Om & Tante, well noted. Semoga aku dan Tumbe bisa seperti Om dan Tante yaa... Saling memuja dan saling jatuh cinta terus.



to be continued...

3 comments:

ita said...

awwwww..!!
noted jg mbak nita.. :D

titip salam sama 'om tante romantis' ituu.. :)

bundakabir said...

yang terbaik ngga harus yang termahal khan??? hihihihi

Nita said...

@ ita: iyaahh manis yah mereka itu :)

@boen: sepertinya dalam kasus ini nike jordan tetap yg terbaik :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
The disclose diary of mine © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects